Mendorong Pertumbuhan Perekonomian Melalui Asian Game
Oleh : Riyan Pradesyah
(Penulis adalah Dosen Perbankan Syariah FAI UMSU)
Pekan olahraga terbesar di Asian kini sedang dimulai, Indonesia merupakan tuan rumah dalam penyelenggaraan asian game pada tahun 2018 ini. Pada musim ini ada 37 cabang olahraga yang dipertandingkan, antara lain 28 cabang olahraga Olimpiade, 4 cabang olahraga Asia, dan juga 5 cabang olahraga lain hasil usulan dari negara tuan rumah. Pekan olahraga terbesar di asia, diikuti oleh 45 negara yang akan meramaikan perhelatan Asian Games 2018 nanti, termasuk Indonesia. 45 negara peserta Asian Games 2018 yaitu Afghanistan, Bahrain, Bangladesh, Bhutan, Brunei, Cambodia, China, Taipei, Hong Kong, India, Indonesia, Iran, Iraq, Japan, Jordan, Kazakhstan, Kuwait, Kyrgyzstan, Laos, Lebanon, Macau, Malaysia, Maladewa, Mongolia, Myanmar, Nepal, Korea Utara, Oman, Pakistan, Palestina, Filipina, Qatar, Arab Saudi, Singapura, Korea Selatan, Sri Lanka, Syria, Tajikistan, Thailand, Timor Leste, Turkmenistan, Uni Emirat Arab, Uzbekistan, Vietnam, serta Yemen. Kini yang masih mengungguli atau yang paling banyak mendapatkan medali emas dipegang oleh negara Cina, sebanyak 68 medali emas yang diperoleh, kemudian disusul oleh Jepang yang mendapat sebanyak 31 medali emas, dan peringkat ketiga disusul oleh Korea Selatan, yang kini mendapatkan 23 medali emas.
Euforia Asia Game terus menjadi sorotan negara-negara yang telah mengikuti pertandingan dalam olahraga besar yang diselenggarakan di Indonesia, tentunya juga masing-masing negara juga ingin mengetahui tentang kemenangan atlit-atlitnya yang telah dikirim oleh masing-masing negara. Bukan hanya itu saja, banyak negara-negara yang tentu ingin melihat secra langsung pertandingan yang telah di ikuti oleh masing-masing atlitnya. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan pendapatan perekonomian yang ada di daerah-daerah yang telah ikut andil dalam penyelenggaraan Asia Game. Misalnya Palembang, yang kini merupakan daerah Indonesia yang digunakan untuk menyelenggarakan Asia Game. Maka ketika hal tersebut terjadi, daerah palengbang tentunya akan mendapakan peningkatan pendapatan perekonomian. Pelaksanaan Asian Games juga berpotensi untuk mendatangkan keuntungan. Sumbernya bisa berasal dari sponsorship, hak siar televisi, maupun penjualan merchandise seperti kaos dan maskot hingga suvenir. Industri pariwisata pun diprediksi akan bergairah dengan event tersebut. Apalagi perilaku wisatawan Asia berbeda dengan Eropa.
Wisatawan Asia dikenal mau mencoba apa pun, berani makan di pinggir jalan, hingga dikenal sangat gila belanja. Oleh karena itu, para pelancong diprediksi tidak hanya ingin menghabiskan waktu di arena pertandingan, tapi juga berkeinginan menjajal wisata belanja dan wisata kuliner, hingga wisata sejarah. Selain itu, pelaksanaan Asian Games juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja part time (sukarelawan). Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menyebutkan dibutuhkan sebanyak 35 ribu sukarelawan yang akan ditempatkan di Jakarta, Palembang dan kota pendukung lainnya. Para sukarelawan ini nantinya akan diberi uang saku harian selama pelaksanaan Asian Games. Berkaca dari pengalaman selama ini, ajang sebesar Asian Games potensial untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Selain meningkatkan perekonomian yang ada di Indonesia, ajang pekan olahraga terbesar ini juga dapat mengenalkan tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. Hal ini tentu merupakan suatu yang positif bagi Indonesia, dan menambah sosialisai tempat-tempat wisata yang dimiliki oleh negara Indonesia.
Menelisik tentang pertumbuhan perekonomian Indonesia, tentu kita akan melihat ada banyak hal yang harus kita dorong, ketika adanya acara-acara besar yang di selenggarakan di Indonesia. Pertumbuhan yang positif, tentu membawa perekonomian Indonesia akan menajdi lebih baik lagi. Selain itu, butuhnya pemulihan insprastruktur yang ada di Indonesia. Maka ketiha hal tersebut sudah diperbaiki di negara Indonesia, maka tentu saja para wisatawan yang terlibat dalam pekan olahraga tersbesar ini tidak menutup kemungkinana, akan kembali lagi ke Indonesia, untuk hanya sekedar menikmati apa yang telah mereka rasakan pada saat mereka berada di Indonesia. Hal ini harus terus kita jaga, dimana dalam acara besar yang di ikuti oleh negara-negara di dunia, kita dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian yang ada di Indonesia, dengan secara spontan, atau tidak disengaja. Tentunya perbaikan insfrastruktur menjadi salah satu alasan bagi para atlit negara luar untuk kembali lagi ke Indonesia.